Tulis aja dulu, siapa tahu orang lain butuh :-)

DUO ANDREA MASIH DI BAWAH CASEY STONER


Musim 2015, Ducati merombak formasi pembalapnya. Mantan pembalap Yamaha Tech 3, Cal Crutchlow, yang tahun lalu membela tim pabrikan asal Italia tersebut harus rela tempatnya digantikan oleh pembalap dari tim satelit Ducati, Andrea Iannone. Kini terdapadat duo Italia di tubuh Ducati, yakni Andrea Dovizioso dan Andrea Iannone.

Ducati juga secara resmi meluncurkan mesin baru bernama GP15. Tampaknya Ducati Desmosedici yang pernah mengantarkan Casey Stoner juara dunia musim balap 2007 kini ditinggalkan. Hal demikian dilakukan agar Ducati bisa bersaing
dengan dua pabrikan asal Jepang, Honda dan Yamaha.

Sebelum musim 2015 bergulir, manejemen tim sudah sesumbar bahwa GP15 akan membuat banyak kejutan dan lebih cepat dari sebelumnya. Pernyataan tersebut memang benar adanya. Andrea Dovizioso merasakan tenaga baru yang lebih baik ketimbang musim sebelumnya saat melakukan tes uji coba mesin. Hasilnya, Ducati mampu menempatkan Andrea Dovizioso untuk selalu naik podium ke-2 secara beruntun di 3 seri pembuka. Pembalap bernomor 4 itu pun sempat terlebih pertarungan sengit dengan The Doctor di seri pembuka untuk memperebutkan posisi pertama. Seri kedua di sirkuit Austin, Andrea Dovizioso sukses mempecundangi seniornya tersebut untuk mengambil alih posisi ke-2.

Hingga seri ke-5, GP15 masih menunjukkan performa impresif. Terakhir, mereka finish di posisi 3 dan 5 di Sirkuit Le Mans Prancis. Namun, masih ada yang kurang dari mereka, yaitu podium juara. Bila kita bandingkan dengan Casey Stoner pada tahun 2007, Ducati dengan mesin Desmosedici mampu untuk merebut kemenangan di seri pembuka. Kala itu pembalap asal Australia sukses mengalahkan The Doctor. Performa menawan di awal musim berbuntut hingga penghujung musim sampai Casey Stoner menyandang gelar juara dunia untuk pertama kalinya.

Cukup sulit untuk mencari parameter pembanding. Apakah mesin atau keahlian pembalap. Jika kita lihat dari mesin Ducati GP15 terkini, secara logika lebih unggul dari pada Desmosedici 2007. Itu terlihat dari perkembangan teknologi dan uji coba yang terus dilakukan oleh tim. Tidak hanya Ducati, namun juga pabrikan yang lain. Faktor pembalap sepertinya menjadi parameter paling tepat sebagai pembanding.

Casey Stoner, Andrea Iannone, dan Andrea Dovizioso merupakan pembalap muda yang mengawali karir di kelas MotoGP dari tim satelit. Casey Stoner membela LCR Honda, Andrea Iannone bersama Ducati Pramac, dan Andrea Dovizioso dikontrak JiR Honda Scot. Dari ketiga nama tersebut memang tidak ada yang berhasil berdiri di podium puncak di musim pertama. Namun, di musim ke dua, The Ausie Boys, julukan Casey Stoner, sukses mendapatkannya sekaligus menjadi juara dunia di musim kedua.

Mungkin, andaikan GP15 masih ditunggangi oleh Casey Stoner, bukan tidak mungkin tim asal negeri pizza tersebut menjadi raja musim ini. Namun, ada sisi lain yang lebih berbahaya dibandingkan musim 2007, yaitu konsistensi antara Iannone dan Dovizioso. Hampir di setiap balapan keduanya selalu berdekatan dan menjadi ancaman Honda dan Yamaha. Berbeda dengan musim 2007 ketika Casey Stoner menjadi tandem Loris Capirossi. Keduanya tidak menunjukkan kesetaraan skil seperti yang ditunjukkan Ducati musim ini. Hanya saja dulu Loris Capirossi masih lebih bagus dengan menyabet 1 gelar di sirkuit Le Mans Prancis. Mengenai konsistensi dan kesetaraan, mereka masih kalah dengan junior-juniornya sekarang.

So, patut kita tunggu kiprah dari Ducati musim ini. Mampukah mereka menelurkan juara dunia baru atau setidaknya lebih kompak dibandingkan musim 2007.
Share:

0 komentar:

Post a Comment

ARCHIEV

VISITORS

free counters

FRIENDS

Blog Archive