Tulis aja dulu, siapa tahu orang lain butuh :-)

HUKUM TRANSAKSI GO FOOD

Nyuwun Sewu. Mohon Pencerahan poro Guru, Kyai dan UstadZ terkait BC di bawah ini Jazakumulloh
⬇⬇⬇⬇⬇⬇

FIQIH Kontemporer

Polemik Seputar Go Food/Grab Food dan Go Pay/Grab Pay 💰

Tulisan dari Ustadz Dr. Muhammad Arifin Baderi, Lc., MA.

Anda tahu, bahwa aplikasi aplikasi di atas dibuat tanpa peduli halal haram?
Minimal tanpa konsultasi dengan ahli fiqih? Jadi harap maklumi para ahli fiqh bila kini mereka menyoal semua aplikasi di atas. Salah sendiri, bikin ndak bilang bilang dulu.

Anda penasaran mengapa semua itu dipermasalahkan? Sederhana kok, pada praktek aplikasi itu ada celah besar dan pintu lebar terjadinya praktek riba. Anda berhutang dulu, lalu kalau pesanannya telah datang, anda bayar.

Atau anda menghutangi dulu (deposit) dulu, lalu dibelikan pesanan anda, dan karena anda telah deposit alias menghutangi dulu, maka anda mendapat harga special alias potongan harga, atau yang dalam istilah para ulama’ fiqih disebut dengan al muhabaah.

Dan jangan lupa anda juga harus beli jasa driver ojeknya.
Jadi pada setiap anda pesan maka terjadi dua akad:

1. Hutang piutang (talangan pembayaran).
2. Jual beli jasa.

Kedua akad ini saling bertautan, alias driver mau ngutangi karena mengharap jasanya laku, dan anda mau membeli jasanya karena anda dihutangi.

Alias hutang piutang yang semula berupa akad sosial kini menjadi banci alias setengah sosial setengah komersial atau bahkan malah telah beralih jenis menjadi komersial, dan inilah rahasia haramnya riba.

Akad semacam ini terlarang dalam hadits berikut:

لَا يَحِلُّ سَلَفٌ وَبَيْعٌ

“Tidak halal menggabungkan antara akad hutang piutang dengan akad jual beli” (HR. Ahmad, Abu Dawud dll)

Belum lagi bila ditinjau dari dampak perekonomian yang begitu mengerikan:
✔ Mempercepat kapitalisasi ekonomi, mayoritas transaksi dikuasai segelintir orang.
✔ Menyebabkan banyak UKM kelimpungan. Melipatgandakan kemalasan.
✔ Mempercepat budaya buruk sistem ekonomi konvensional, yaitu belanja non tunai.
✔ Melipatgandakan budaya konsumtif yang berlebihan.
✔ Menyegerakan kematian pasar dan perdagangan tradisonal.
✔ Dan masih banyak lagi dampak buruk yang dapat merusak masa depan perekonomian rakyat.

Sejak saat ini, katakan: selamat tinggal Go Food dan Go Pay, dan saatnya para suami berkata kepada istri masing-masing: lets go, we are shopping together, it’s better insyaAllah.

Wallahu Ta’ala A’alam bisshawab


📚 JAWAB (Oleh Ust. Junaidi Sahal)

Wa alaikum Salam warohmatullohi wabarokatuh..

 بِسْـــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــم

1. Aqad yg dilakukan via aplikasi online berupa pemesanan dilakukan pembayaran sampai barang datang lalu dibayar sebenarnya sama dg akad jual beli pada lazimnya (cash on delivery)...pembeli meminta bantuan kepada tukang ojek utk membeli lalu barang tiba baru dibayarkan...
Praktek pembelian tsb tidak menggabungkan antara akad salaf/salam dan jual beli...
Berbeda konteksnya sbgmn disebutkan dlm Hadits
لا يحل سلف و بيع

Mengingat pembeli meminta bantuan kpd tukang ojek utk membelikan barang   adalah termasuk aqad jual beli biasa bila pembayaran cash...
Apabila pembayaran ditangguhkan krn kredit maka aqadnya jadi utang piutang...

Di pihak lain tukang ojek membelikan barang ke toko, pasar, warung ataupun menggunakan uang sendiri adalah krn utk kemudahan transaksi dapat dikategorikan sbg pembeli shg aqad antara tukang ojek dg pihak toko, mall, pasar, warung, toko, dll adalah pembelian scr cash...termasuk jual beli biasa tidak ada campuran dg salaf/salam...

2. Aqad Salam atau salaf dalam prakteknya harus dibayarkan di muka atau kontan, tanpa ada sedikitpun yang terhutang atau ditunda.

So, Aqad kedua-duanya terpisah satu dg yang lain tidak bergabung dalam satu Aqad sbgmn konteks yg dimaksud Hadits di atas...
Detail aqadnya masing-masing terpisah  a.l :
a. antara pembeli dan tukang ojek adalah aqad jual beli pada lazimnya dg menugaskan atau meminta jasa tukang ojek utk membelikan terlebih dahulu...
Bila cash on delivery berarti jual beli langsung atau bila diambil dr deposit maka termasuk aqad Salam (uang dulu atau deposit lalu barang dikirimkan)...

b. antara tukang ojek dg penjual juga aqad jual beli pada lazimnya...

Yg dimaksud menggabungkan antara  jual beli dan salam/salaf dlm satu aqad apabila aqad yg semula disepakati antara pihak pembeli dan tukang ojek  jual beli scr cash on delivery lalu diubah ditengah jalan menjadi aqad salam/salaf atau bahkan dihutang...shg menimbulkan ketidakpastian dlm bertransaksi dan ada  pihak yg dirugikan (غرار)...
Harus dipilih salah satu apakah dibayarkan scr cash on delivery atau salam/salaf (uang duluan atau deposit)...tidak boleh dicampur dalam satu aqad...

➡Adapun tips yg diberikan oleh pembeli, dan bonus yg diberikan oleh perusahaan  kpd tukang ojek adalah boleh bahkan sunnah...

➡Discount yg diberikan kpd pengguna aplikasi sebenarnya sama halnya dg discount pada umumnya dg memberikan potongan harga kepada pemegang kartu member... dalam hal ini diberikan khusus kepada pengguna jasa online yg menitipkan dananya berupa deposit...

3. Aqad salam/salaf berlaku ketika ada transaksi pemesanan dg disertai harga dan spesifikasi tertentu yg disepakati antara penjual dan pembeli...

Nah Go pay itu Deposit yg tersimpan hukumnya sama dg dana titipan atau tabungan biasa (bukan aqad pinjaman shg meski dapat bonus tdk brlaku riba), ketika deposit dipakai untuk transaksi maka aqad salam/salaf tsb sudah berlaku dg harga dan spesifikasi tertentu...jadi aqad salam/salaf syah hukumnya...
Diibaratkan seorang Ibu RT naruh deposit ke tukang sayur, aqadnya bukan pinjaman tetapi dana titipan yg sewaktu-waktu dipakai sbg aqad salam/salaf saat membeli sayuran...(uang duluan baru belanja belakangan)...

Wallohu Alam
☘☘☘☘☘☘☘☘☘

YA ALLOH......
JADIKAN KAMI AL KAYYIS

🍁🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍁
Bersama kami menebar Dakwah Meraih Berkah

BSM no.rek: 7086895662
a.n.Ainurrofiq .QQ. Dar alKayyis

BCA 721 0215080
a.n Muji Sampurno
Share:

0 komentar:

Post a Comment

VISITORS

free counters

FRIENDS