Tulis aja dulu, siapa tahu orang lain butuh :-)

PENGALAMAN KURANG MENYENANGKAN SAAT NAIK BIS EKONOMI SURABAYA-JEMBER

ladangbelajar - Assalaamu'alaikum Wr Wb teman2 semuanya. Sudah lama saya nggak isi blog ini lagi, terakhir kemarin desember sepertinya. Yah, Desember nol artikel. Kini sudah masuk tahun 2020 di pekan ke 3 Januari. Jadi mesti ada yang harus saya tulis nih.

Ok, saat ini saya ingin berbagi pengalaman naik bis AKAP atau Angkutan Kota Angkutan Provinsi. Gitu ya? hehe.

Jadi, saya sebenarnya kalau pengalaman naik bis sudah sering ya, apalagi waktu kuliah. Pulang pergi ya naik bis. Namun waktu itu bis yang saya naiki adalah bis Antar Kota Dalam Provinsi atau AKDP. 

Waktu naik bis AKDP seringnya yang kelas ekonomi. Pernah juga naik Patas. Waktu itu rute Surabaya ke Lumajang dan juga sebaliknya. Kalau sekarang bis AKDP Ekonomi sudah sampai tarif 30.000 dari Surabaya ke Lumajang. Ada juga yang matok 40.000 sehingga timbul komplain dari penumpang. Ya mau gimana lagi, kalau gak mau bayar ya diturunin di jalan. Masih mending ya kalau dituruninnya udah jauh. Nah waktu itu baru berangkat keluar terminal.

Jadi kalau kamu naik bis AKDP terutama ekonomi, selalu dalam kondisi waspada dan jangan terlena apalagi tidur kebablasan. Pengalaman saya dulu pernah sekali kelewatan dan terminal tujuan dan dua kali kejambretan. Hmm benar-benar pengalaman yang kurang menyenangkan tentunya.

Selain itu, perbanyak doa juga agar terhindar dari hal-hal yang melalaikan. Namanya juga orang tidur pulas, sekalipun kondektur teriak2 sudah sampai kota A, ya gak bakal kedengar. Tau2 pas dah bangun, lhaa sudah hampir sampai ke kota sebelah. Hehehe

Juga teman2 harus berhati-hati dengan preman. Ya info yang beredar, awak bis ekonomi itu, katakanlah mereka oknum, bekerja sama dengan preman pinggir jalan. Pastikan jika bawa dompet masukkan saja ke kantong dalam jaket (jika ada). Kalau bawa laptop, lebih baik taruh diatas paha dan peluk yang erat. Jangan sekali-kali meletakkan tas berisi laptop di bawah (dekat kaki). Karena jika teman2 duduk paling depan dan juga tertidur, maka dengan mudah preman akan mengambil laptop tersebut. Kalau teman2 duduk tengah2, bisa jadi ambil dari belakangnya.

Jadi waktu itu saya sedang tidur pulas. Bangun2 tas sudah bergeser masuk ke bawah kursi. Kemungkinan setelah ambil laptop, tas tersebut di dorong ke dalam. Ketika saya tanya ke penumpang sebelah, dia juga gak tau. Lalu saya tanya kondektur, "Mas, tau laptop di tasku nggak? Kok nggak ada ya." Lalu dia jawab dengan nada tinggi dan mata sambil melotot. "LHA YA OPO SEH MAS, YO GAK ERO AKU." Kalau dilihat dari matanya, kayak ketakutan dan gugup. 

Lebih parahnya lagi, beberapa saat kemudian beberapa penumpang yang satu jurusan dengan saya pindah ke bis lain. Hmmm pulang dengan tas ringan.

Pengalaman kejambret berikutnya saat berangkat dari rumah ke Surabaya dengan bis ekonomi. Entah kenapa waktu itu saya ngantuk. Ya memang saya gampang ketidur kalau naik bis hehe. Waktu itu tas penuh berisi makanan dan baju. Dompet saya taruh juga di tas. Handphone saya taruh di saku jaket. Eh, ternyata saya tertidur cukup lama, dan ketika terbangun sudah sampai parkir bis. Bukan tempat nurunin penumpang ya, tapi tempat parkir bis berhenti.

Waktu sampai parkiran bis, saya dibangunin sama mas kondekturnya. Pas bangun, mau ninggalin kursi, lha kok ada dompet dan earphone di kursi depan tempat saya duduk. Pas saya periksa, kaya dompet dan earphone saya, lalu coba saya cek di tas dan ternyata tidak ada. Jadi benar itu dompet dan earphone saya. Lalu dompet tersebut saya buka ternyata isinya sudah tidak ada, sekitar 200 ribu raib. Tapi kartu ATM dll masih tetap di tempat.

Akhirnya tanpa lama-lama saya membawa barang-barang tersebut keluar. Saya keluar tanpa bertanya-tanya lagi. Waktu itu ada 2 atau 3 orang (awak bis) di dalam. Jadi saya langsung keluar karena tidak ingin ada kejadian selanjutnya yang mungkin bisa lebih parah.

Sejenak saya duduk dekat parkiran bis sambil memeriksa tas, ternyata yang diambil hanya uang 200 ribu di dompet. Alhamdulillah masih ada uang 50 ribu di saku celana dan handphone masih aman. Ternyata tas saya digeledah sewaktu tertidur. Beberapa kantong tas dirobek menggunakan sajam. 

Waktu itu bis ekonomi berwarna putih agak polos dan saya lupa namanya, hmmm.

Sejak pengalaman itu, saya bisa mengambil pelajaran. InsyaaAllah perjalanan kita akan aman jika kita waspada selama perjalanan. Di beberapa kesempatan saya masih menaiki bis ekonomi dengan jurusan yang sama ketika masih kuliah. Karena sudah lama tidak merasakan laju bis ekonomi dengan sopir yang ugal-ugalan. Intinya kita harus tetap waspada dan perbanyak doa.

Namun jika teman2 menginginkan perjalanan lebih aman dan nyama, teman2 bisa menaiki bis Patas. Tarif dari bis tersebut bisa 2x dari tarif ekonomi. Selama diperjalanan dengan bis Patas, teman2 tidak akan diganggu dengan orang ngamen, bising kendaraan, bau asap, dll.

Tetap waspada di jalan, utamakan keselamatan. :-)

Share:

0 komentar:

Post a Comment

VISITORS

free counters

FRIENDS