ladangbelajar - Pada tanggal 11 September 2001, Amerika diserang. Berdasarkan saksi mata,
kita mengetahui bahwa ada dua buah pesawat terbang yang menghantam gedung
menara kembar WTC di Lower Manhattan, New York.
Dan bisa saja akibat dari hantaman kedua pesawat tersebut yang mengakibatkan
kedua bangunan itu runtuh. Atau bisa saja kedua bangunan tersebut runtuh akibat
meledaknya dinamit yang telah ditanam seseorang sebelum peristiwa tersebut.
Berdasarkan saksi mata, kita juga tahu bahwa ada pesawat ketiga yang
akhirnya jatuh di daerah Pennsylvania. Tidak ada posisi rendah selain posisi
White House sendiri yang menegaskan bahwa pesawat terbang tersebut berencana
untuk menjadikan Air Force One (pesawat terbang kepresidenan Amerika) dan White
House (istana negara Amerika) sebagai target utamanya.
Dan kita juga mendapatkan berita yang tidak dapat dipercaya, karena tidak
ada seorang pun yang melihat secara langsung serta tidak terdapatnya
bukti-bukti di lapangan sehingga membuat berita ini sangat mengagumkan.
Diberitakan ada sebuah pesawat terbang besar yang menghantam bangunan, namun
tidak ada sedikitpun bukti yang memperlihatkan bahwa gedung itu dihantam oleh
sebuah pesawat terbang.
Gedung itu adalah Pentagon (Pusat Komando Militer Amerika). Serangan
terhadap Amerika pada tanggal 11 September 2001 merupakan situasi kejadian yang
sangat mencurigakan.
Siapakah yang menyerang Amerika sebenarnya? Kita berani mengatakan bahwa
terdapat sebuah kedok besar dalam kepemerintahan Bush.
Dalam hal ini, kita sudah dapat mengantisipasi apabila orang-orang yang
selama ini memegang informasi rahasia mengenai serangan tersebut, suatu waktu
akan muncul untuk membeberkan informasi tersebut dengan tujuan untuk
mempermalukan pemerintah Amerika.
Hal tersebut adalah salah satu dari langkah-langkah mereka untuk meruntuhkan
Amerika. Maka CNN akan menyiarkan hal tersebut. Demikian pula dengan New York
Times yang akan melakukan manuvernya.
Dan semua yang mengontrol media informasi di Amerika akan royal dan semangat
dalam menyajikan berita mengenai informasi rahasia ini. Mereka memaparkan
pemerintah Amerika telah terlibat dalam kegiatan 'cover up' atau penyembunyian
fakta.
Siapa sebenarnya yang menyerang Amerika pada 11 September?
Dalam hal ini mari kita coba pecahkan dengan sebuah metode. Karena kita
tidak mempunyai bukti yang dapat digunakan dalam persidangan, mari kita lihat
siapa yang paling diuntungkan dengan kejadian ini.
Berdasarkan metode analisa yang kita gunakan, maka dapat kita tarik satu
kesimpulan bahwa yang paling diuntungkan dengan kejadian 11 September 2001 ini,
tidak jauh-jauh selain Israel.
Sehingga dapat kita katakan bahwa mereka-mereka yang terlibat dalam serangan
tersebut berpusat kepada Dinas Rahasia Israel, Mossad.
Mungkin mereka mendapatkan bayaran yang sangat baik dari orang-orang Amerika
tertentu. Atau mungkin dari pemerintah Amerika sendiri. Bahkan mungkin pula
dari White House.
Kalau kita lihat strategi mereka, begitu banyak orang-orang Saudi Arabia
yang mereka taruh di dalam pesawat-pesawat tersebut.
Sungguh mencurigakan, mengapa banyak orang Saudi? Mereka ini bukanlah
orang-orang Saudi yang terkenal dengan orasi-orasi islamnya, atau apa yang
mereka namakan sebagai islam militan.
Tapi mereka adalah orang-orang Saudi biasa yang datang dari kalangan
menengah ke atas yang terbiasa mengendarai BMW. Mereka tercatata sebagai
mahasiswa-mahasiswa di universitas yang ada di Amerika.
Diberitakan bahwa mereka masuk ke dalam pesawat, membajak pesawat-pesawat
tersebut kemudian mati dengan meledaknya pesawat-pesawat itu.
Kecuali, ada salah satu dari mereka yang membaca koran dan melihat berita
yang mengabarkan bahwa dirinya mati. Kemudian dia datang ke pemerintahannya dan
menyatakan bahwa dirinya masih hidup.
Koran-koran di Saudi pun memberitakan hal ini. Saya bahkan turut membaca
berita tersebut. Orang-orang yang diberitakan ikut mati ini, tercatat pernah
menjadi mahasiswa di Minnesota pada awal tahun 1990.
Mungkin pada tahun 1995, dia melaporakan kepada polisi setempat da kedutaan
Saudi di Amerika, bahwa apartemennya telah dibobol orang, dan dia kehilangan
paspornya.
Siapapun yang mencuri paspor dia, telah membajak identitas pemuda Saudi
tersebut, dan mencatatkan dirinya sebagai salah satu penumpang atau pembajak
dari pesawat tersebut. Jadi perencanaan serangan 11 September 2001 itu sudah
dimulai dari beberapa tahun sebelumnya.
Yang mana kisah ini mengingatkan saya untuk menceritakan kepada kalian
sebuah kejadian yang saya alami yang bermula pada saat saya pertama kali datang
di Amerika pada April 1991.
Karena kebaikan dari Allah SWT, maka hanya dalam jangka waktu 6 bulan, saya
dipercaya untuk menjabat posisi yang cukup tinggi (dalam kaitan dengan agama).
Saya cukup dikenal di kalangan masyarakat New York pada saat itu. Pada bulan
November 1991, ketika saya pergi mengunjungi Universitas State of New York di
Stony Brook. Seseorang membobol apartemen saya dan hanya mencuri paspor saya.
Jadi apabila suatu saat nanti kalian mendapatkan informasi bahwa Imran
meledakkan bulan, maka kalian tahu cerita sebenarnya. Mereka masih memegang
paspor saya sampai sekarang, dan mereka belum pernah menggunakannya. Saya rasa
pun semakin sering saya bicarakan hal ini maka semakin kecil kemungkinannya
bagi mereka untuk menggunakan paspor saya.
Kenapa begitu banyak orang Saudi? Ini sangat mencurigakan dan mengapa yang
mengambil adalah mereka yang datang dari kalangan kelas menengah? Jawabannya
adalah, karena pemerintah Saudi Arabia mempunyai hubungan yang bersahabat
dengan Amerika.
Bahkan sesungguhnya, ada faktor kesamaan antara Saudi Arabia dengan Israel,
yang mana hal ini akan mengejutkan kalian. Kedua negara itu bersaudara. Negara
Israel dapat kembali berdiri karena bantuan dari sebuah kekuatan. Kemudian
kekuatan yang sama pulalah yang turut membantu berdirinya Negara Saudi Arabia.
Lalu kekuatan yang menjaga kepentingan Israel saat ini dan menjamin
keamanannya, secara bersamaan kekuatan ini juga menjaga kepentingan Saudi
Arabia saat ini dan menjamin keamanannya.
Apabila Israel dihancurkan, maka Saudi Arabia pun akan terbuang ke keranjang
sampah. Karena mereka berdua bersaudara.
Hubungan persahabatan antara Saudi dan Amerika, dan berita-berita mengenai
Saudi yang terbit di media-media Amerika selalu memberikan kesan yang baik
tentang negara ini.
Dan hubungan persaudaraan pemerintah Saudi dan pemerintah Amerika, seolah
menjadi rintangan bagi mereka yang melakukan penyerangan terhadap Amerika pada
9/11. Kira-kira rintangan apa itu?
Seperti yang saya katakan pada Desember lalu pada saat saya datang kesini,
bahwa Amerika tidak dapat menyerang Irak sampai waktu yang telah ditentukan itu
tiba.
Pada saat itu saya minta kalian untuk memikirkan hal ini sebagai pekerjaan
rumah yang perlu kalian pelajari. Kenyataannya adalah Irak bukanlah suatu
ancaman bagi Amerika maupun Israel. Sehingga Israel menggali-gali kemungkinan
yang ada (membuat strategi) untuk menciptakan kesan bahwa Irak adalah sebuah
ancaman.
Hingga akhirnya mereka mengemukakan alasan mengenai senjata biologi dan
senjata pemusnah massal yang tak lain itu hanyalah ‘debu dimata mareka’ ( dalam
bahasa inggris = tipuan).
Pertanyaannya adalah jika mereka bukanlah ancaman, lalu mengapa mereka harus
begitu sibuk tak karuan samabil berteriak-teriak dari atas gunung untuk
menyerang Irak? Lalu siapa dalam pengertian strategi militer yang akan
mempimpin serangan ini, atau negara mana yang akan melakukan serangan ini?
Negara yang akan menyatakan perang terhadap Irak, namun secara lisan telah
menyatakannya terlebih dahulu setahun atau dua tahun sebelum serangan itu
terjadi. Kemudian secara terang-terangan memberitakan berbagai macam strategi
alternatif atas penyerangan tersebut di media-media.
Ini sebuah hal yang mencurigakan bukan? Tampaknya serangan terhadap Irak
bukanlah karena alasan militer, melainkan karena alasan politik. Maka political
divident (keuntungan atas politik) dapat tumbuh dari serangan ini.
Lalu, apakah keuntungan politik tersebut? Sesuai hadits Rasulullah SAW,
ketika dajjal dilepas maka saat itulah usia Dajjal satu hari bagaikan setahun,
satu hari bagaikan sebulan, satu hari bagaikan sepekan, dan sisa hari-harinya
sebagaimana hari-hari kalian biasanya. Masih ingat?
Kita sudah mengidentifikasikan bahwa ketika satu hari bagaikan setahun
adalah ketika Inggris menjadi penguasa dunia. Saya tidak akan membahas bagaiman
caranya kita dapat mengidentifikasikan hal tersebut malam ini. Karena saya
sudah pernah membicarakan tentang hal ini sebelumnya.
Kemudian ketika suatu hari bagaikan setahun itu berlalu, langsung disambung
dengan satu hari bagaikan sebulan. Itu berarti peralihan tangan penguasa dunia,
yang tadinya dipegang oleh Inggris, kemudian beralih ke Amerika.
Pada saat bersamaan, kita lihat sebuah hubungan yang sangat misterius dan
membingungkan yang terjadi antara Inggris dan tanah suci yang dimulai pada saat
perjanjian Balfour.
Demikian pula situasi sekarang dimana terjadi hubungan yang sangat misterius
dan membingungkan antara Amerika dan Israel. Hubungan aneh ini sangat jelas
terlihat ketika digelarnya Konferensi Dunia tentang Rasisme dan Deskriminasi
Ras di Durban, Afrika Selatan. Yaitu ketika Israel pergi meninggalkan kongres
di saat seluruh dunia bersaru untuk mengecam Israel atas kekejamannya terhadap
penduduk Palestina.
Tebak, siapa yang turut mengekor pergi bersama Israel pada saat itu, Uncle
Sam (Amerika). Inilah salah satu contoh hubungan misterius dan membingungkan
yang terjadi antara Israel dan penguasa dunia periode kedua ini.
Seperti yang saya katakan tadi, Inggris-Israel adalah penguasa dunia periode
pertama dan Amerika-Israel adalah pengusasa dunia periode kedua sesuai dengan
hadits yang menyatakan sehari bagaikan sebulan.
Kini kita dapat katakan bahwa, masa sehari bagaikan sebulan itu sudah akan
segera berakhir. Dalam berbagai aspek, serangan terhadap Amerika pada 9/11
didapati kemiripan dengan serangan yang terjadi di puluhan tahun yang lalu.
Kedua alasan kejadian ini seakan pararel. Serangan yang saya maksud adalah
serangan yang terjadi pada musim panas di tahun 1914 di Sarajevo, Bosnia. Dimana
Grand Duke Franz Ferdinand dibunuh.
Akibat serangan pembunuhan itu maka Perang Dunia I meletus. Dapat saya
katakan, kekuatan yang sama yang melakukan pembunuhan pada tahun 1914 itu
adalah kekuatan yang sama yang melakukan serangan pada 9/11.
Dengan serangan pembunuhan yang terjadi di Sarajevo tersebut membuat Inggris
yang tadinya sebagai penguasa dunia, harus bertekuk lutut kepada Amerika
sebagai penguasa dunia yang baru pada Perang Dunia I.
Jika ada yang tidak mengerti mengenai cerita ini, silahkan pelajari kembali
sejarah dunia. Serangan terhadap Amerika pada 9/11 ini adalah bagian dari
proses untuk meruntuhkan Amerika sebagai penguasa dunia. Dalam proses
pengalihan kekuasaan ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh Amerika
untuk Israel.
Saya dapat membahas dua hal utama yang harus dilakukan oleh Amerika kepada Israel
dalam proses pengalihan ini. Meski sebenarnya ada beberapa hal, tapi saya lebih
baik berbicara kepada dua hal utama ini saja pada malam ini.
Agar Israel dapat menggantikan Amerika sebagai penguasa dunia, maka salah
satunya adalah meruntuhkan perekonomian Amerika, yang mana juga berarti
runtuhnya dominasi uang dollar Amerika.
Ketika dollar Amerika runtuh, maka runtuh pulalah seluruh uang kertas yang
ada di dunia. Kalau Anda tidak percaya, mari kita tunggu saja saatnya itu
terjadi.
Ini adalah topik yang akan saya bawakan pada Rabu malam nanti di Blacktown.
Saya harapkan kehadiran kalian pada hari itu karena topiknya yang akan saya
bawakan sangat penting yang berjudul “Islam dan Sistem Keuangan Dunia”. Sekali
lagi saya harapkan kehadiran kalian pada hari Rabu malam di Blacktown.
--bersambung--
0 komentar:
Post a Comment