Menjadi seorang Pedel dalam Prosesi Wisuda merupakan sebuah kebanggaan tersendiri buat saya. Sebelunya, saya tidak tahu apa itu Pedel sebelum saya menyaksikan secara langsung prosesi wisuda para kakak tingkat.
Awalnya, saya dijadikan cadangan oleh komandan saya yang saat itu beliau sedang jadi pedel utama. Ooooohhh jadi seperti itu toh. Sejak saat itu saya mulai tahu kerja pedel itu seperti apa.
Ya jika dibilang MC, bukan. Karena MC ada sendiri sudah. Bedanya sama MC, Pedel itu seperti komandan upacaranya. Jadi terjadi kolaborasi perkataan antara MC dengan Pedel.
Yah, setelah 2 kali berada dalam
bayang-bayang pedel utama, akhirnya saya naik daun juga. Untuk yang ketiga kalinya, saya tidak ingin menjadi cadangan lagi. Akhirnya, impian saya terwujud dengan menjadi pedel utama. Ternyata, tidak mudah melakukan tugas tersebut. Selain butuh mental yang kuat, fisik juga perlu ditunjang. Kenapa?? karena selama prosesi, pedel akan setia dengan tongkat besarnya. Ya seperti pada gambar diatas, kayak Biksu Tong Sang Cong, hehehehhe.
bayang-bayang pedel utama, akhirnya saya naik daun juga. Untuk yang ketiga kalinya, saya tidak ingin menjadi cadangan lagi. Akhirnya, impian saya terwujud dengan menjadi pedel utama. Ternyata, tidak mudah melakukan tugas tersebut. Selain butuh mental yang kuat, fisik juga perlu ditunjang. Kenapa?? karena selama prosesi, pedel akan setia dengan tongkat besarnya. Ya seperti pada gambar diatas, kayak Biksu Tong Sang Cong, hehehehhe.
Kemudian suara juga bagus, keras saja tidak cukup jika ternyata suaranya serak. Seperti milik saya ini, punya suara keras, namun serak. Huuuhh susah pokoknya melatihnya. Benar-benar menyenangkan mengemban tugas tersebut, ya meskipun ternoda dengan sedikit kecerobohan saya di penghujung acara.
Namun, saya senang dengan mereka-mereka yang sudah memberikan yang terbaik buat saya. Orang tua, senior, teman-teman, dan para karyawan di balik pentas.
Mantap Broo, Terus persembahkan yang terbaik, saya juga pedel di Ubhara Jaya
ReplyDelete