Alhamdulillah,
Kamis 19 September 2013 merupakan salah satu hari yang special
buatku. Dimana aku pertama kalinya bertugas menjadi seorang mentor
pada acara mentoring Mahasiswa Baru di kampusku. Aku begitu bersyukur
bisa mencapainya, ceritanya hampir sama ketika aku bercita-cita
menjadi asisten praktikum. Aku terinspirasi oleh para senior yang
bertugas menjadi mentor kala itu. Tepatnya ketika aku duduk di
semester 1.
Satu
tahun berselang, ketika aku sudah duduk di semester 3, aku niatkan
untuk mendaftar menjadi seorang mentor. Kebetulan waktu itu dibuka
pendaftaran mentor. Namun, karena aku terlalu lama tidak segera
mendaftarkan diri ke panitia, pendaftaran menjadi seorang mentorpun
ditutup karena sudah mencapai kuota yang telah ditentukan. Hmmm
sedikit perasaan kecewa aku rasakan. Karena bisa dianggap saat itu
aku gagal dua kali. Pertama gagal jadi asisten praktikum karena tidak
ada pendaftaran calon asisten praktikum dan ke dua gagal menjadi
seorang mentor.
Ya
setiap kejadian pasti ada hikmahnya juga. Jadi, terlepas dari 2
kegagalan tadi aku mulai menghimpun niat untuk mencoba kembali tahun
depan. Satu tahun berselang, yakni di semester 5 pendaftaran calon
mentor kembali dibuka. Kegagalan tahun lalu kujadikan pemacu semangat
untuk bisa menjadi mentor di semester lima ini. Kebetulan juga
pendaftaran menjadi calon asisten praktikum juga dibuka. Dua
kegagalan yang tidak ingin aku ulang di semester ini. Alhamdulillah,
aku berhasil masuk di keduanya. Menjadi seorang asisten praktikum dan
mentor. lulus dan bertugas menjadi seorang asisten praktikum dan
selang beberapa minggu berikutnya bertugas menjadi seorang mentor.
Hmmmm dua nikmat yang patut aku syukuri. Alhamdulillaah. . .
Antara
menjadi seorang mentor dan asisten praktikum, ternya lebih berat
menjadi mentor. bagaimana tidak, menyampaikan materi agama bukan hal
yang ringan. Alih-alih kita menyampaikan materi kepada para junior
kita, malah kesalahan yang tidak kita ketahui dalam menyampaikan
materi. Memang keduanya, mentor dan asisten praktikum, sama besar
tanggung jawabnya. Karena kita juga memiliki andil mengenai masa
depan mereka (mahasiswa baru). Salah menyampaikan materi bisa jadi
kita menjerumuskan mereka ke lubang kesesasatan. Astaghfirullaah.
Namun, itu semua sebagai pemacu belajarku, agar aku mau belajar dan
terus belajar. Terima kasih Ya Allah, berikanlah hamba kekuatan,
kemudahan, dan kelancaran dalam memanggul amanah yang Engkau berikan
kepada hamba. Amiiiin…
0 komentar:
Post a Comment