ladangbelajar-Akhir pekan waktu yang pas untuk berlibur. Sejenak untuk melepas penat kesibukan di ruang kerja.
Liburan akhir pekan kemarin terasa istimewa bagiku. Hmmm akhirnya bisa masuk juga ke Stadion Gelora Bangkalan. Stadion sepak bola yang bertepat di Bangkalan ini merupakan home base dari Tim Sepak Bola Madura United.
Senang rasanya bisa menginjakkan kaki rumput lapangan yang kabarnya salah satu yang terbaik di Indonesia.
Jadi ceritanya aku dan 3 pelatih lainnya berencana mengajak siswa (anak didik) untuk bermain di Stadion Gelora Bangkalan. Wah, senang bukan main mereka. Beberapa orang tua siswa yang mengantar juga kebagian merasakan suasana lapangan. Ya sembari olahraga dan foto bareng keluarga.
Waktu itu kami berkunjung pada hari Minggu sekitar pukul 07.00 WIB. Kami masuk lewat pintu samping agar tidak ada orang lain yang ikut masuk. Lho kok terkesan sembunyi-sembunyi ya? Jadi sebetulnya, orang umum tidak boleh masuk tanpa izin dari pengelola stadion. Tapi salah satu pelatih ada yang kenal dekat dengan perawat rumput stadion. Sudah akrab karena sering lari-lari mengitari lapangan stadion. Kira-kira berapa nih biayanya? Cukup kasih uang saku sama rokok saja, mereka sudah senang, asal tertib di dalam stadion. Namun yang terpenting adalah kita akrab dengan perawat rumput stadion.
Liburan akhir pekan kemarin terasa istimewa bagiku. Hmmm akhirnya bisa masuk juga ke Stadion Gelora Bangkalan. Stadion sepak bola yang bertepat di Bangkalan ini merupakan home base dari Tim Sepak Bola Madura United.
Senang rasanya bisa menginjakkan kaki rumput lapangan yang kabarnya salah satu yang terbaik di Indonesia.
Jadi ceritanya aku dan 3 pelatih lainnya berencana mengajak siswa (anak didik) untuk bermain di Stadion Gelora Bangkalan. Wah, senang bukan main mereka. Beberapa orang tua siswa yang mengantar juga kebagian merasakan suasana lapangan. Ya sembari olahraga dan foto bareng keluarga.
Waktu itu kami berkunjung pada hari Minggu sekitar pukul 07.00 WIB. Kami masuk lewat pintu samping agar tidak ada orang lain yang ikut masuk. Lho kok terkesan sembunyi-sembunyi ya? Jadi sebetulnya, orang umum tidak boleh masuk tanpa izin dari pengelola stadion. Tapi salah satu pelatih ada yang kenal dekat dengan perawat rumput stadion. Sudah akrab karena sering lari-lari mengitari lapangan stadion. Kira-kira berapa nih biayanya? Cukup kasih uang saku sama rokok saja, mereka sudah senang, asal tertib di dalam stadion. Namun yang terpenting adalah kita akrab dengan perawat rumput stadion.
Akhirnya kami pun latihan. Ya seperti biasa. Lari satu putaran lapangan penuh, pemanasan, teknik dan kemudian... Eh!! ada bunyi sirine dari luar stadion. Spontan siswa langsung berteriak, "Madura United mau dataang, Madura United mau dataang!!" Wajah mereka begitu senang seakan kedatangan pahlawan.
Awalnya sih aku tidak percaya. Tapi beberapa detik kemudian setelah bunyi sirine hilang, datanglah salah satu staf pelatih dan diikuti beberapa pemain Madura United. Langsung siswa buyar dari latihan dan berlari menyerbu pemain-pemain Madura United.
Awalnya sih aku tidak percaya. Tapi beberapa detik kemudian setelah bunyi sirine hilang, datanglah salah satu staf pelatih dan diikuti beberapa pemain Madura United. Langsung siswa buyar dari latihan dan berlari menyerbu pemain-pemain Madura United.
Hmmm dan latihan pun selesai. Hehehe, eh tapi tidak hanya siswa yang bahagia dengan kedatangan pemain MU. Pelatih, orangtua dan beberapa warga yang nekat masuk ke stadion pun tak luput dari aksi foto bareng.
Terlihat beberapa pemain lokal seperti Bayu Gatra dan juga pemain asing tidak lepas dari serbuan penggemar yang meminta foto.
Terlihat beberapa pemain lokal seperti Bayu Gatra dan juga pemain asing tidak lepas dari serbuan penggemar yang meminta foto.
Setelah sesi foto-foto selesai, kami pun menyaksikan pemain MU yang sedang latihan. Wah, pas banget deh momennya. Terlihat pula pelatih dan staf pelatih hadir dalam latihan pagi itu.
Setelah puas merasakan empuknya rumput stadion, penjelajahan kami tidak berhenti sampai disitu. Kami mencoba naik ke atas tribun penonton. Yah tribunnya dari semen. Wajar bukan tribun utama yang menggunakan kursi.
Setelah puas merasakan empuknya rumput stadion, penjelajahan kami tidak berhenti sampai disitu. Kami mencoba naik ke atas tribun penonton. Yah tribunnya dari semen. Wajar bukan tribun utama yang menggunakan kursi.
Setelah hari dirasa cukup siang, kami pun akhirnya pulang. Lumayan lah buat menghibur diri di akhir pekan. Salah satu momen langka dimana aku tinggal di bangkalan sudah 6 tahun baru kali ini bisa masuk Gelora Bangkalan.
0 komentar:
Post a Comment