ladangbelajar - Suasana berbeda langsung terasa saat pertama masuk gerbang area Masjid Agung At-Tin. Suasana keramaian jalan raya sekejap hilang saat masuk area masjid yang agung nan indah ini. Desainnya bernuansa masjid di Turki dengan halaman yang luas dihiasi rerumputan hijau dan selasar yang mengelilingi masjid.
Akses ke lokasi sangat mudah dijangkau karena berada di sebalah kiri Jalan Raya Taman Mini I jika berangkat dari arah Jakarta. Pengunjung hanya dikenai tarif 3000 rupiah (mobil) untuk parkir kendaraan.
Kondisi tempat wudhu dan kamar kecil sangat bersih dan rapi. Namun perlu diperhatikan pula bagi jamaah yang hendak berwudhu di halaman masjid, ada bagian tandon air yang terbuat dari keramik sangat kotor airnya. Wallahua'lam apakah memang airnya berasal dari tandon di atas kran atau dari sumber air utama (sumur).
Masjid memiliki 3 lantai. Lantai dasar berupa aula dan lantai satu dan dua untuk ibadah. Masjid ini dapat menampung kurang lebih 9000 orang dan 1850 di selasar dan plaza. Di sekitar masjid jamaah juga dapat menemukan penjual makanan ringan dan minuman. Adapula kantin dan penjual nasi di pojok halaman.
Namun masjid yang megah ini jamaah yang hadir saat shalat sangat sedikit. Mungkin satu s.d. dua shaf saja. Mungkin karena efek pandemi dan masyarakat belum tahu kalau Masjid Agung At-Tin sudah dibuka kembali untuk ibadah. Namun yang pasti masjid ini ramai saat bulan Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, dan momen hari besar Islam lainnya.
Sumber:
https://dalamislam.com/sejarah-islam/sejarah-masjid-at-tin