ladangbelajar-Assalaamu'alaikum Wr. Wb teman-teman sekalian. Kali ini saya mengeluarkan "unek-unek" tentang Real Madrid di musim ini. seperti yang sudah kita ketahui ya, beberapa menyebutkan mereka memasuki era baru. Kenapa?? karena pertama Ronaldo sudah pergi, pelatihnya bukan lagi Zidane, Curtois datang dan akan mengambil posisi Navas, serta pemain muda penuh talenta didatangkan.
Jadi, ada empat hal yang ingin saya bicarakan disini.
1. Efek kepergian CR7
Setelah tarik ulur tentang perpindahannya dari Real Madrid, akhirnya bintang Portugal resmi meninggalkan klub ibu kota Spanyol dan hijrah ke Juventus. Kepastian ini tentu membuat sebagian orang kaget karena awal isu kepergiannya santer diberitakan ke klub yang membesarkan namanya, MU.
Kenapa dia pergi? Kepergian Zidane bisa menjadi alasan dirinya meninggalkan klub yang dibelanya selama 9 tahun tersebut. Namun isu yang paling kuat adalah karena perselisihan CR7 dengan sang presiden klub, Florentino Perez.
Kepergian Ronaldo memberikan efek besar bagi klub. Mungkin mereka akan kehilangan penyerang haus gol yang selalu mencetak 40 gol lebih setiap musimnya. Mungkin mereka akan kehilangan pemenang pemain sepak bola terbaik dunia. Atau juga kegagalan dalam mempertahankan trofi Liga Champions.
Namun para madridistas perlu ambil sisi positif dari masalah ini. Tidak adanya CR7 di tubuh Real Madrid, maka ketergantungan pada satu sosok pemain akan berkurang. Sepakbola adalah permainan tim, bukan individu semata. Saat ini mungkin hanya Gareth Bale yang mendapat predikat superstar karena mampu memecahkan nominal pembelian Real Madrid saat memboyong CR7 dari MU. Namun meski demikian jebolan akademi Southampton tersebut masih belum bisa menandingi CR7 dalam urusan menjebol gawang lawan.
Komposisi pemain Real Madrid saat ini relativ merata. Artinya setiap pemain khususnya barisan gelandang dan striker memiliki kesempatan lebih banyak untuk mencetak gol. Tidak melulu melepaskan umpan ke arah Ronaldo untuk ia selesaikan menjadi gol seperti tahun-tahun lalu.
Kepergian Ronaldo sekaligus menjadi kesempatan bagi Gareth Bale untuk membuktikan bahwa harga mahal yang melekat pada dirinya adalah benar adanya. Mantan pemain Spurs tersebut harus bisa menjadi inspirator tim dan pencetak gol.
Disamping itu, ada nama Borja Mayoral yang seharusnya bisa menjadi pesaing Karim Benzema atau bermain bersamaan dengan sang senior.
2. Persaingan kiper nomor 1
Sejatinya Keylor Navas menurut saya masih pantas untuk mengawal gawang Real Madrid. Kita tentu masih ingat aksi heroiknya di awal musim 2015-2016 saat membuat banyak penyelamatan gemilang dan berhasil menggagalkan beberapa penalti lawan.
Seiring berjalannya waktu, penampilannya memang naik turun. Namun para pelatih khususnya Zinedine Zidane tidak mau ambil pusing untuk membangkucadangkan pemain asal Kostarika. Pria asal Prancis tersebut lebih mendukung dan memberikan dia suntikan moril. Alhasil kita masih melihat pemain yang menurut sebagian orang lebih cocok sebagai pegawai kantoran tersebut tetap di bawah mistar gawang Real Madrid.
Keylor Navas berhasil menjawab cemooh fans setelah tampil buruk. Dia berasil bangkit dan beberapa kali melakukan aksi heroik disaat genting. Salah satunya pada musim lalu saat berhadapan dengan Bayern Munchen dimana ia mendapat pengakuan dari beberpa pemain Munchen atas aksinya dalam menghalau serangan bertubi-tubi tim asal Jerman tersebut.
Namun kini Zidane telah pergi. Siapa yang akan membelanya? Apakah Lopetegui sebagai pelatih baru akan tetap menjadikannya kiper nomor 1? Sampai saat ini jawaban masih belum pasti. Kedatangan Thibaut Curtois adalah tekanan yang sangat besar untuk melengserkan Navas sebagai penjaga gawang utama.
Siapa pula pelatih yang akan berani mencadangkan kiper sekaliber Curtois? Dibeli dengan harga mahal plus kiriman satu pemain (Mateo Kovacic) tentu Real Madrid tidak main-main dalam mendatangkannya ke Bernabeu.
Beraninya Real Madrid merekrut kiper asal Belgia tersebut tentu ingin menjadikannya kiper utama. Karena sejak musim lalu santer diberikan Keylor Navas akan didepak menyusul gosip didatangkannya David de Gea dari MU.
Opsi lain yang bisa diambil Lopetegui adalah tetap memainkan kedua kiper di beberapa kompetisi. Ambil contoh Jose Mourinho pada musim 2012-2013. Waktu itu Iker Casillas sebagai kiper utama dan Diego Lopez sebagai kiper cadangan. Iker Casillas waktu itu sempat cedera tangan. Hingga akhirnya diambillah keputusan Lopez dimainkan di Liga BBVA dan Copa del Rey dan Casillas diturunkan saat laga Liga Champions saja.
3. Datangnya para pemain muda
Saat transfer musim panas dibuka, santer diberitakan Flrentino Perez akan lebih fokus mendatangkan pemain muda tidak lagi membentuk Los Galacticos jilid III. Namun pria asal Spanyol tersebut tetap membeli pemain muda dengan label caln bintang masa depan. Sebut saja Vinicius jr. yang digaet dari FLamengo.
Lalu bagaimana dengan persaingan pemain muda yang sudah ada di Real Madrid? satu nama yang bakal berebut untuk mendapatkan hati Lopetegui ada Borja Mayoral yang akan bersaing dengan Vinicius jr. Untuk Marc Asensio mungkin dia sudah sedikit diatas mereka berdua. Karena pemuda jebolan Mallorca ini sudah mendapatkan tempat di mata manajemen Los Blancos dan tentu di hati madridista.
Sejak dipercaya Zidane untuk bermain pada awal musim lalu, permainan pemuda yang digadang-gadang menjadi striker masa depan Spanyol bisa dikatakan cukup memuaskan. Pemain yang sempat dipinjamkan ke Wolfsburg tersebut musim lalu telah mengoleksi total 7 gol (3 di liga, 3 di CdR, dan 1 di Liga Champions).
Real Madrid juga mendatangkan kiper muda asal Ukraina, Andry Lunin. Meski tidak mengancam posisi Keylor Navas yang saat ini menjadi kiper utama, kedatangannya bakal menyingkirkan kiper nomor 3 El Real, Luca Zidane.
Ada baiknya ketika para pemain muda penuh potensi berdatangan. Mereka akan berusaha bersaing untuk bisa menjadi pelapis terbaik atau menjadi pilihan utama.
4. Menanti tuah Lopetegui
Lopetegui merupakan pelatih yang baru-baru ini saya kenal. Pernah membesut FC Porto sebelum akhirnya menangani Timnas Spanyol dengan rekor tak pernah kalah dalam 20 pertandingan. Jika dibandingkan dengan pelatih-pelatih sebelumnya, pria asal Spanyol ini masih kalah mentereng dari segi raihan trofi. Lopetgui sejauh ini baru meraih 2 trofi bersama timnas junior Spanyol (Piala Eropa U-19 pada tahun 2012 dan Piala Eropa U-21 pada tahun 2013).
Namun dengan posisinya sekarang di Real Madrid, berbekal pemain bintang, dan kucuran dana besar, bukan tak mungkin ia akan mulai membangun kejayaannya sebagai pelatih. Namun dengan catatan dia harus berjuang dengan keras bagi di dalam lapangan maupun di luar lapangan.
Manajemen Real Madrid dikenal kurang sabaran. Jika ada pelatih yang sering meraih hasil minor, maka siap-siap saja untuk angkat kaki dari Bernabeu. Bahkan jika pelatih tersebut sukses namun terdapat konflik dengan manajemen el Real, maka nasib pelatih tersebut sama dengan yang pertama.
Namun dengan latar belakangnya sebagai orang Spanyol, jebolan akademi Real Madrid, serta pernah menjadi pemain dan pelatih di Real Madrid, tentu menjadi nilai lebih dalam segi emosional dengan para manajemen dan madridista.
So, itu semua bukanlah jaminan akan rasa aman. Bisa jadi nasibnya sama seperti yang di alami pendahulunya yang sama-sama orang Spanyol, yakni Rafa Benitez. Bermodal sebagai pelatih yang pernah berjuang bersama sebelumnya, namun mantan pelatih Liverpool tersebut terdepak di pertengahan musim karena ketidakcocokan strategi permainan.
5. Saatnya Asensio naik panggung
Postur tubuhnya sudah nampak bahwa pemuda keturunan Belanda tersebut akan menjadi pemain hebat. Masih teringat dengan lesakan gol pertamanya ke gawang Sevilla di Piala Super Eropa tahun 2017. Kemudian dia mengulangi cara mencetak gol yang sama ke gawang Barcelona pada tahun 2018 di Leg II Piala Super Spanyol.
Kemampuan kaki kirinya di atas rata-rata. Bahkan si jenius Zinedine Zidane waktu masih melatihnya memuji bahwa kemampuan kaki kiri Asensio adalah yang terbaik yang pernah ia lihat.
Mayoritas gol yang ia cetak berasal dari kaki kirinya dan berhasil membuat orang yang melihatnya berdecak kagum. Dialah yang mengawali gol pertama Real Madrid (terjadi di Piala Super Eropa 2017) dan mengakhiri gol Real Madrid (Final Liga Champions 2017) pada skor 4-1 untuk Real Madrid.
Pemain yang sempat menjadi incaran Barcelona tersebut sangat dielu-elukan oleh publik Santiago Bernabeu. Sebelum musim 2017-2018 dimulai, sempat dilakukan polling untuk pemain yang pantas untuk memakai nomor 10. Muncullah dua kandidiat. Luca Modric dan Marco Asensio. Mayoritas Madridista menginginkan Asensio lah yang mengenakan nomor tersebut. Namun keputusan akhir tetap pada manajemen klub dengan memberikan nomor 10 tersebut ke Luca Modric. Namun ia masih muda. Masih ada banyak waktu baginya untuk membuktikan diri dari pada sekedar mengenakan nomor 10.
Cristiano Ronaldo telah hengkang. Kesempatan unjuk gigi bagi para penyerang jelas semakin terbuka. Tak terlebih bagi Asensio. Pada sesi pertandingan uji coba di ICC 2018, ia telah membuktikan dengan mencetak 3 gol dari 3 pertandingan. Total gol yang ia cetak selalu dua digit (10 gol di tahun 2017 dan 11 gol di tahun 2018)
Bagaimana dengan kehadiran Lopetegui sebagai pelatihnya saat ini? Tidak ada jaminan pasti ia akan selalu menjadi pilihan utama di starting eleven El Real. Ia musti harus bersaing dengan Gareth Bale jika Lopetegui menerapkan strategi dan formasi yang sama seperti yang Zidane terapkan.
Namun, apapun strategi dan formasi yang diterapkan, kesempatan bermain sejak menit awal pertandingan layak diberikan kepadanya. Jangan sampai dia merasa bosan duduk sebagai pemain pengganti. Di luar sana sudah banyak klub besar yang mengantri untuk meminta tanda tangan pemain jebolan akademi Mallorca tersebut.
So, Marco Asensio is not for sale. :-)
#GoodLuckLopegetui!